Kamis, 06 Desember 2012

PROFIL SANGGAR TARI SEKAR PUTRI



Sanggar tari sekar putri adalah sebuah wadah yang membina dan menyalurkan bakat anak-anak dan Remaja Indonesia khususnya dalm bidang seni tari tradisional dengan spesialisasi tari Bali,jaipong  dansebagaian tarian yang berasal dari jawa tengah.
Sanggar Tari sekar putri berdiri sejak 29 maret 2008  diprakasai oleh Erna Rachmi  sukmawati.sekaligus sebagai pelatih sanggar tari.
Dalam Perjalanan seringkali mengajarkan tari-tarian tradisional  seperti Tari Bali yang menjadi spesialisasinya. Juga Tarian jaipong,dan juga tarian yang berasal dari Jawa Tengah dan  Sumatra .Sejak berdirinya telah mendidik siswa didiknyasampai pada tingkat mahir dan sering kali siswa didiknya dilibatkan  dalam acara pagelaran seni,acara pernikahan serta event –event acara resmi baik di lingkungan instansti maupun pemerintahan setempat.

Selasa, 04 Desember 2012

Apakah Seni Tari ???


Seni merupakan salah satu unsur kebudayaan yang bersumber pada rasa , yakni rasa keindahan. Secara luas seni tradisi meliputi jenis kesenian rakyat dan jenis kesenian keraton, diantaranya adalah seni rupa, seni musik, dan seni lainnya termasuk seni tari.
Seni tari merupakan salah satu unsur kebudayaan yang diwariskan oleh generasi dahulu kepada generasi selanjutnya secara turun temurun. Pewarisan tersebut menjadikan seni tradisi sebagai identitas dari suatu masyarakat dimana seni tersebut hidup.
Maka dari itu usia remaja merupakan kelompok usia atau merupakan generasi yang akan mewarisi dan meneruskan warisan- warisan dari generasi pendahulunya, diantaranya adalah mewarisi dan meneruskan kesenian dari generasi sebelumnya atau yang biasa disebut sebagai seni tari.
Hal yang perlu disadari yaitu bahwa seni tari sama sekali tidak bersifat statis. Banyak pihak yang berpendapat bahwa seni tari merupakan sesuatu yang statis dan hanya dapat dilestarikan secara turun temurun dari nenek moyang, kestatisan ini lah yang kemudian akan membawa kepunahan bagi seni tari itu sendiri, dimana zaman/ waktu akan selalu berubah seiring dengan berubahnya pola pikir manusianya. Kreativitas adalah salah satu cara untuk menghindari kepunahan. Kita senantiasa dapat mengembangkan seni tari tersebut agar seiring dengan perubahan zaman, dengan catatan tanpa merusak esensi ataupun nilai yang terkandung dalam seni tari tersebut.

Apresiasi seni Tari

Dalam sebuah pertunjukan tari, kostum memegang peranan yang cukup penting untuk mempertegas efek tarian.Sebuah komposisi tarian dapat diperindah dengan rancangan kostum yang tepat dan sesuai.namun,sebuah komposisi tarian dapat juga menjadi berantakan hanya karena kesalahan pada rancangan kostum.


pada dasarnya, mengkomposisikan sebuah kostum mulai dari desain, pemilihan fabrik, penentuan warna dan motif tidaklah terlalu sulit. Prinsipnya, yang harus kita tanamkan dalam benak kita terlebih dahulu adalah:



Tarian adalah bentuk hidup dari sebuah musik. Kostum yang kita kenakan mewakili konsep yang hendak kita tampilkan kepada penonton. Kostum mempertegas tarian yang kita bawakan. Jadi, kostum yang di kenakan haruslah sesuai dengan lagu atau musik yang mendasari dari tarian yang dibawakan.

Minggu, 02 Desember 2012

TARI PENDET MASKOT / SPESIALISASI SANGGAR TARI SEKAR PUTRI

                                                              TARI PENDET

by : sanggar tari sekar Putri Kelangdepok

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan ata

s turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi “ucapan selamat datang”, meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi (? – 1967).

Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis.

Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.

Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.

Jaipong / Kesenian Tradisional Jawa Barat

                                            Kesenian Tradisional Jawa Barat

Jaipongan adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan. Sebagai tarian pergaulan, tari Jaipong berhasil dikembangkan oleh Seniman Sunda menjadi tarian yang memasyarakat dan sangat digemari oleh masyarakat Jawa Barat (khususnya), bahkan populer sampai di luar Jawa Barat.

MENYEBUT Jaipongan sesungguhnya tak hanya akan mengingatkan orang pada sejenis tari tradisi Sunda yang atraktif dengan gerak yang dinamis. Tangan, bahu, dan pinggul selalu menjadi bagian dominan dalam pola gerak yang lincah, diiringi oleh pukulan kendang. Terutama pada penari perempuan, seluruhnya itu selalu dibarengi dengan senyum manis dan kerlingan mata. Inilah sejenis tarian pergaulan dalam tradisi tari Sunda yang muncul pada akhir tahun 1970-an yang sampai hari ini popularitasnya masih hidup di tengah masyarakat.

Sejarah

Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi bentuk tari pergaulan ini. Di Jawa Barat misalnya, tari pergaulan merupakan pengaruh dari Ball Room, yang biasanya dalam pertunjukan tari-tari pergaulan tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran. Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk hiburan atau cara gaul. Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran. Misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu dikenal oleh masyarakat Sunda, diperkirakan kesenian ini populer sekitar tahun 1916. Sebagai seni pertunjukan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh unsur-unsur sederhana, seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah kulanter, tiga buah ketuk, dan gong. Demikian pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak yang baku, kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan.

Seiring dengan memudarnya jenis kesenian di atas, mantan pamogoran (penonton yang berperan aktif dalam seni pertunjukan Ketuk Tilu/Doger/Tayub) beralih perhatiannya pada seni pertunjukan Kliningan, yang di daerah Pantai Utara Jawa Barat (Karawang, Bekasi, Purwakarta, Indramayu, dan Subang) dikenal dengan sebutan Kliningan Bajidoran yang pola tarinya maupun peristiwa pertunjukannya mempunyai kemiripan dengan kesenian sebelumnya (Ketuk Tilu/Doger/Tayub). Dalam pada itu, eksistensi tari-tarian dalam Topeng Banjet cukup digemari, khususnya di Karawang, di mana beberapa pola gerak Bajidoran diambil dari tarian dalam Topeng Banjet ini. Secara koreografis tarian itu masih menampakan pola-pola tradisi (Ketuk Tilu) yang mengandung unsur gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid yang pada gilirannya menjadi dasar penciptaan tari Jaipongan. Beberapa gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk Tilu, Ibing Bajidor serta Topeng Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat.

Kemunculan tarian karya Gugum Gumbira pada awalnya disebut Ketuk Tilu perkembangan, yang memang karena dasar tarian itu merupakan pengembangan dari Ketuk Tilu. Karya pertama Gugum Gumbira masih sangat kental dengan warna ibing Ketuk Tilu, baik dari segi koreografi maupun iringannya, yang kemudian tarian itu menjadi populer dengan sebutan Jaipongan.

Ciri khas Jaipongan gaya kaleran, yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan (alami, apa adanya). Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang. Dalam penyajiannya, Jaipongan gaya kaleran ini, sebagai berikut: 1) Tatalu; 2) Kembang Gadung; 3) Buah Kawung Gopar; 4) Tari Pembukaan (Ibing Pola), biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinden Tatandakan (serang sinden tapi tidak bisa nyanyi melainkan menarikan lagu sinden/juru kawih); 5) Jeblokan dan Jabanan, merupakan bagian pertunjukan ketika para penonton (bajidor) sawer uang (jabanan) sambil salam tempel. Istilah jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan penonton (bajidor).


Perkembangan Tari Jaipong
Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari "Daun Pulus Keser Bojong" dan "Rendeng Bojong" yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Dari tarian itu muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kurniadi. Awal kemunculan tarian tersebut sempat menjadi perbincangan, yang isu sentralnya adalah gerakan yang erotis dan vulgar. Namun dari ekspos beberapa media cetak, nama Gugum Gumbira mulai dikenal masyarakat, apalagi setelah tari Jaipongan pada tahun 1980 dipentaskan di TVRI stasiun pusat Jakarta. Dampak dari kepopuleran tersebut lebih meningkatkan frekuensi pertunjukan, baik di media televisi, hajatan maupun perayaan-perayaan yang diselenggarakan oleh pihak swasta dan pemerintah.

Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggiat seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya tari Jaipongan, dimanfaatkan oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus-kursus tari Jaipongan, dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub-pub malam sebagai pemikat tamu undangan, dimana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup-grup di beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya "kaleran" (utara).


Perkembangan selanjutnya tari Jaipongan terjadi pada taahun 1980-1990-an, di mana Gugum Gumbira menciptakan tari lainnya seperti Toka-toka, Setra Sari, Sonteng, Pencug, Kuntul Mangut, Iring-iring Daun Puring, Rawayan dan tari Kawung Anten. Dari tarian-tarian tersebut muncul beberapa penari Jaipongan yang handal antara lain Iceu Effendi, Yumiati Mandiri, Miming Mintarsih, Nani, Erna, Mira Tejaningrum, Ine Dinar, Ega, Nuni, Cepy, Agah, Aa Suryabrata dan Asep.

Dewasa ini tari Jaipongan boleh disebut sebagai salah satu identitas keseniaan Jawa Barat, hal ini nampak pada beberapa acara-acara penting yang berkenaan dengan tamu dari negara asing yang datang ke Jawa Barat, maka disambut dengan pertunjukan tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi kesenian ke manca negara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan. Tari Jaipongan banyak mempengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong.


sumber : http://www.sanggartarisekarputri.blogspot.com

Kamis, 22 November 2012

PROMO SANGGAR TARI SEKAR PUTRI KELANGDEPOK





­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­
PROMOSI SANGGAR TARI SEKAR PUTRI
Sanggar Sekar putri Kelangdepok  melayani event-event yang memerlukan pementasan pertunjukan seni Tari Bali. Berikut ini beberapa daftar layanan yang diberikan oleh Sanggar tari sekar putrid kelangdepok :
     1. paket pentas tari bali dengan menggunakan kaset/ CD
     3. paket pertunjukan tari bali untuk pernikahan
     3. paket pentas Jaipong , Gambyong,Yapong,panji samiran, tari merak dll
     4. paket pentas rampak gendang untuk acara pernikahan.
     5. paket pentas selamat Datang kunjungan dan resepsi di gedung.
     6. menyewakan kostum tari .
     7. menerima kelas privat tari bali
Untuk pemesanan bisa menghubungi Contact Us  Ibu Erna Rachmi Sukmawati : Hp 087873999529/ email : ernamuttaqin@yahoo.co.id
www.sanggartari sekarputrikelangdepok.blogspot.com

HUT PGRI SANGGAR TARI SEKAR PUTRI & SDN 01 KELANGDEPOK

DALAM RANGKA HARI ULANG TAHUN PGRI 2012 "SANGGAR TARI SEKAR PUTRI KELANGDEPOK "PENTAS SENI DI SMA NEGERI BODEH